BERAKHIRNYA ERA SISTEM QUWWAH.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sampai kepada kemuncaknya. Banyak perkara hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi keperluan hidup manusia. Contohnya, penyampaian informasi yang dahulu perlu satu ketika mengambil masa hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telefon pintar, mesin faks, internet, gajet pintar, kita dapat berhubung hanya dalam beberapa saat saja. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, bioteknologi, dan lain-lain tidak dapat kita nafikan.
Kita mengakui bahwa sains memang telah ambil peranan penting dalam tamadun maddiah atau peradaban material. Penemuan-penemuan sains telah memberikan bermacam-macam kemudahaan, mulai dari air yang cukup dengan memutar/menekan suis telah menggantikan telaga yang kadang perlu dicari jauh dari rumah. Perjalanan yang dulu perlu ditempuh berbulan-bulan, sekarang dapat ditempuh hanya beberapa jam saja dengan pesawat terbang, hinggalah penemuan-penemuan lain yang sangat membezakan cara hidup manusia zaman sekarang dibandingkan zaman dulu.
Peristiwa kehilangan sebuah pesawat terbang MH370 pada Mac tahun ini (2014) tiba-tiba menjadi satu misteri yang menggemparkan banyak pihak. Operasi mencari dilakukan dengan bantuan masyarakat dari seluruh dunia dengan menggunakan peralatan teknologi tercanggih. Tawaran dari kerajaan Malaysia dibuka pada semua peringkat agensi dan masyarakat. Dari kapal TLDM hingga kapal nelayan. Menurut pakar yang berpengalaman dalam pesawat terbang yang telah dibuat temubual dalam rancangan MHI TV3, sekarang sudah berakhir era teknologi. Sekarang peluang diberikan melalui usaha secara kerohanian dengan bantuan orang-orang yang dekat dengan Allah, yang berusaha takut dan cinta Allah dengan sebenar-benarnya.
Firman Allah:
"..Hendaklah kamu ingat akan segala nikmat yang telah Kuberikan kepada kamu, dan sempurnakanlah perjanjian (kamu) denganKu, supaya Aku sempurnakan perjanjianKu dengan kamu; dan kepada Akulah sahaja hendaklah kamu merasa gerun takut, (bukan kepada sesuatu yang lain). ( Al-Baqarah:40 ).
Agama Islam mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa bersyukur. Jika kita bersyukur maka nikmat kita akan ditambah oleh Allah Swt dan jika kita kufur (ingkar), yakinlah azab-Nya sungguh pedih. Begitu kata Alllah Swt sebagaimana firman-Nya.:” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim ayat 7)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman,
Kita mengakui bahwa sains memang telah ambil peranan penting dalam tamadun maddiah atau peradaban material. Penemuan-penemuan sains telah memberikan bermacam-macam kemudahaan, mulai dari air yang cukup dengan memutar/menekan suis telah menggantikan telaga yang kadang perlu dicari jauh dari rumah. Perjalanan yang dulu perlu ditempuh berbulan-bulan, sekarang dapat ditempuh hanya beberapa jam saja dengan pesawat terbang, hinggalah penemuan-penemuan lain yang sangat membezakan cara hidup manusia zaman sekarang dibandingkan zaman dulu.
Peristiwa kehilangan sebuah pesawat terbang MH370 pada Mac tahun ini (2014) tiba-tiba menjadi satu misteri yang menggemparkan banyak pihak. Operasi mencari dilakukan dengan bantuan masyarakat dari seluruh dunia dengan menggunakan peralatan teknologi tercanggih. Tawaran dari kerajaan Malaysia dibuka pada semua peringkat agensi dan masyarakat. Dari kapal TLDM hingga kapal nelayan. Menurut pakar yang berpengalaman dalam pesawat terbang yang telah dibuat temubual dalam rancangan MHI TV3, sekarang sudah berakhir era teknologi. Sekarang peluang diberikan melalui usaha secara kerohanian dengan bantuan orang-orang yang dekat dengan Allah, yang berusaha takut dan cinta Allah dengan sebenar-benarnya.
Firman Allah:
اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
"..Hendaklah kamu ingat akan segala nikmat yang telah Kuberikan kepada kamu, dan sempurnakanlah perjanjian (kamu) denganKu, supaya Aku sempurnakan perjanjianKu dengan kamu; dan kepada Akulah sahaja hendaklah kamu merasa gerun takut, (bukan kepada sesuatu yang lain). ( Al-Baqarah:40 ).
Agama Islam mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa bersyukur. Jika kita bersyukur maka nikmat kita akan ditambah oleh Allah Swt dan jika kita kufur (ingkar), yakinlah azab-Nya sungguh pedih. Begitu kata Alllah Swt sebagaimana firman-Nya.:” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim ayat 7)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman,
“Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (QS. An Naml ayat 40)
Sebenarnya semua ini adalah nikmat, anugerah dari Tuhan yang patut manusia syukuri. Tetapi kelihatannya, semakin maju manusia, semakin sains berkembang, semakin sedikit manusia yang bersyukur. Malah kejahatan di kalangan manusia bertambah kejam. Adakalanya manusia bukan seperti manusia lagi, kerana sudah hilang kemanusiannya. Sebagai bukti yang cukup besar, telah adanya usaha mengklonkan manusia baru-baru ini. Dimana manusia tidak dilahirkan atas 'hubungan' lelaki dengan perempuan, tapi atas percantuman sel yang diambil dari salah satu bagian tubuh manusia. Manusia sudah buta dengan peringatan Tuhan. Sebelum pengklonan manusia, usaha yang dibuat pada haiwan telah berkali-kali mengalami kegagalan. Usaha ini baru berhasil setelah lebih dari 200 kali mencuba. Dan hasil itupun tidak dapat bertahan hidup lama kerana penyakit gen dan ketuaan yang terlalu singkat.
Yang lebih menyedihkannya lagi, saintis yang menjalankan pengklonan manusia ini percaya manusia yang pertama pun adalah hasil klon dari makhluk angkasa lepas. Bagi mereka Tuhan tidak ada. Sedangkan mereka belum dapat membuktikan adanya makhluk angkasa lepas yang dikatakan alien itu, dan merekapun tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Sebenarnya semua ini adalah nikmat, anugerah dari Tuhan yang patut manusia syukuri. Tetapi kelihatannya, semakin maju manusia, semakin sains berkembang, semakin sedikit manusia yang bersyukur. Malah kejahatan di kalangan manusia bertambah kejam. Adakalanya manusia bukan seperti manusia lagi, kerana sudah hilang kemanusiannya. Sebagai bukti yang cukup besar, telah adanya usaha mengklonkan manusia baru-baru ini. Dimana manusia tidak dilahirkan atas 'hubungan' lelaki dengan perempuan, tapi atas percantuman sel yang diambil dari salah satu bagian tubuh manusia. Manusia sudah buta dengan peringatan Tuhan. Sebelum pengklonan manusia, usaha yang dibuat pada haiwan telah berkali-kali mengalami kegagalan. Usaha ini baru berhasil setelah lebih dari 200 kali mencuba. Dan hasil itupun tidak dapat bertahan hidup lama kerana penyakit gen dan ketuaan yang terlalu singkat.
Yang lebih menyedihkannya lagi, saintis yang menjalankan pengklonan manusia ini percaya manusia yang pertama pun adalah hasil klon dari makhluk angkasa lepas. Bagi mereka Tuhan tidak ada. Sedangkan mereka belum dapat membuktikan adanya makhluk angkasa lepas yang dikatakan alien itu, dan merekapun tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Ya Allah! Begitulah nampaknya jika manusia bertuhankan ilmunya, maka ia menjadi hamba kepada ilmunya, sehingga dalam bergelumang dengan ilmu, manusia jadi macam bodoh. Kalaulah manusia hasil klon alien, siapa yang mengklonkan manusia dan makhluk dari angkasa lepas itu?
Itu salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang cukup menyedihkan. Tentu kita inginkan sains yang Tuhan sudah berikan pada kita dapat kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara selamat dan juga menyelamatkan sejagat. Sebagai manusia tentu kita menginginkan kebahagiaan. Begitu juga kita mengharapkan agar sains ini dapat kita gunakan untuk kemaslahatan manusia tanpa memberikan mudharat kepada manusia.
Namun mengapa dengan semakin berkembangnya sains tetapi manusia semakin jauh dari ketenangan dan kebahagiaan? Ini bukan kerana sains adalah sesuatu yang mesti dibuang. Sebenarnya yang menjadi masalah pada dunia dari dulu sampai sekarang bukan pada sains itu, bukan juga pada material-material yang sudah wujud, seperti batu, besi, perak, timah atau hasil buatan manusia seperti kereta, motor dan lain-lain. Bukan juga kerana benda-benda yang ada di alam seperti buah, tanaman. Tetapi yang menjadi masalah adalah pada manusianya.
Itu salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang cukup menyedihkan. Tentu kita inginkan sains yang Tuhan sudah berikan pada kita dapat kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara selamat dan juga menyelamatkan sejagat. Sebagai manusia tentu kita menginginkan kebahagiaan. Begitu juga kita mengharapkan agar sains ini dapat kita gunakan untuk kemaslahatan manusia tanpa memberikan mudharat kepada manusia.
Namun mengapa dengan semakin berkembangnya sains tetapi manusia semakin jauh dari ketenangan dan kebahagiaan? Ini bukan kerana sains adalah sesuatu yang mesti dibuang. Sebenarnya yang menjadi masalah pada dunia dari dulu sampai sekarang bukan pada sains itu, bukan juga pada material-material yang sudah wujud, seperti batu, besi, perak, timah atau hasil buatan manusia seperti kereta, motor dan lain-lain. Bukan juga kerana benda-benda yang ada di alam seperti buah, tanaman. Tetapi yang menjadi masalah adalah pada manusianya.
Bila manusia yang menjadi masalah, maka benda-benda hasil usaha manusia tadi akan menjadi masalah. Contohnya anggur, yang merupakan hasil alam. Anggur tidaklah menjadi masalah, tapi dapat menjadi masalah bila manusia berhadapan dengan manusia yang jahat. Dibuatlah buah anggur menjadi arak. Maka timbullah masalah. Yang salah tentulah bukanlah buah anggurnya.
Sebab itu masalah utama yang perlu dibaiki adalah 'manusia'nya. Manusia sudah tidak ada 'rasa hamba'. Jadi sebelum kita membahas peranan sains dan cara memanfaatkannya, terlebih dahulu kita bahas tentang peranan manusia.
Sebab itu masalah utama yang perlu dibaiki adalah 'manusia'nya. Manusia sudah tidak ada 'rasa hamba'. Jadi sebelum kita membahas peranan sains dan cara memanfaatkannya, terlebih dahulu kita bahas tentang peranan manusia.