HIJRAH RUH MENUJU ALLAH CINTA AGUNG.

Orang ruh (bertaqwa) mempunyai kemampuan memandang, mengenal sesuatu, mengetahui yang lahir mahupun yang batin, khususnya mengetahui kewujudan Allah SWT. Itulah kelebihan orang ruh daripada manusia lain iaitu mempunyai hati yang dapat mengenal Allah dengan sebenar-benarnya sehingga menjadi hamba Allah yang benar-benar takut pada Allah. Bila hati manusia sentiasa terhubung dengan Tuhannya maka fizikal manusia akan menerima kesannya. Bila hati sentiasa rasa takut maka sama ada dikhalayak ramai atau bersendirian, di depan atau di belakang sama sahaja.Tapi bila tidak menjadi orang ruh, manusia terputus dengan Tuhannya apa yang akan berlaku di depan lain di belakang lain. 

Firman Allah:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gementarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah.
(Al Anfaal,8:2).


Imam Malik berkata: " Ruh manusia yang soleh itu sama saja rupa bentuknya dengan jasad lahirnya." Ruh berbagai bentuk kata Imam Ghazali. "Yang mengikut hawa nafsunya, ruhnya berupa babi. Yang pendengki dan pendendam ruhnya berupa binatang buas. Yang membuat maksiat ruhnya berupa syaitan. Yang beramal soleh ruhnya berupa manusia yang sempurna yang sama dengan jasadnya yang terbaik."
 
 
Orang ruh hatinya terang-benderang seperti yang dimiliki oleh para ‘ariffin, muqarrobin dan solehin. Hati mereka dapat melihat dan betul-betul mengenal sifat-sifat keagungan Allah. Kerana itu mereka benar-benar dapat menghambakan diri kepada Allah SWT. Sebaliknya ada juga manusia yang hatinya gelap (buta) tidak dapat melihat dan mengenal Allah. Hal itu juga difirmankan oleh Allah SWT:

FMaksudnya: "Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengarannya dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
(An Nahl: 108)

Dari Umar Al Khattab, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Cop penutup hati tergantung di kaki arasy. Bila seseorang melanggar larangan Allah (menghalalkan yang diharamkan oleh Allah) maka Allah akan menutup hati mereka dengan cop penutup hati tersebut."

Bila hati sudah buta, atau sudah dikunci mati oleh Allah SWT, maka hati tidak dapat lagi mengenal Allah. Begitulah hati orang-orang kafir dan munafik yang menyebabkan mereka menolak kebenaran.

Namun bukan hanya hati orang kafir dan munafik saja yang sudah buta, kita sebagai umat Islam pun masih banyak yang hatinya buta. Buktinya adalah kita masih sering membuat dosa (kecil atau besar). Orang yang masih membuat dosa adalah orang yang tidak takut pada Allah. Orang yang tidak takut pada Allah adalah orang yang tidak kenal siapa Allah. Jika tidak kenal Allah menandakan bahwa hati telah buta.

Sabda Rasulullah SAW:
Maksudnya: Sesungguhnya seorang mukmin apabila ia melakukan dosa maka terjadilah satu bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berusaha membuangnya (bintik hitam tersebut) maka akan selamatlah hatinya. Kalau dosanya bertambah maka hatinya akan semakin terkunci.

Sabda baginda lagi yang maksudnya:
Orang yang membuat satu dosa hilanglah sebagian akalnya untuk tidak kembali lagi selama-lamanya.

Kalau mata kita buta, maka kita tidak dapat melihat, tidak dapat mengenal bahkan tidak dapat berjalan lagi. Begitulah kalau hati kita buta, kita tidak dapat mengenal Allah dan tidak dapat menempuh jalan syariat lagi. Kita tidak takut, tidak redha, tidak tawakal, tidak yakin, tidak berharap kepada Allah, tidak cinta, tidak yakin dengan janji-Nya yaitu Syurga, Neraka, Hari Hisab, siksa kubur, dan lain-lain lagi. Bila perasaan tersebut sudah tidak ada di hati kita maka datanglah penyakit hati. 

Maksud Firman Allah:
" Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.
(Al Baqarah: 10)

Mereka akan tersiksa di dunia dan di Akhirat. Di dunia mereka akan merasa kecewa, putus asa, berkeluh kesah, dan tidak tenang. Di akhirat tentulah lebih tersiksa lagi. Penyakit hati yang Allah maksudkan itu diantaranya ialah iri dengki, dendam, buruk sangka, tamak, cinta dunia, bakhil, pemarah, penakut, riya', ujub dan sombong. Itulah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa tindakan lahir, pendengaran dan penglihatan yang haram akan membuat hati kita buta kepada kebenaran. 

Tujuan Allah memberi kita mata dan telinga adalah untuk mencari dan mengenal pencipta kita iaitu Allah SWT. Selain itu supaya kita sedar untuk berbakti dan menurut perintah-Nya. Kita mesti merasa bahawa diri kita adalah sebagai hamba dalam melaksanakan perintah suruhan dan larangan dari Allah. Yang penting adalah rasa kehambaan. Ibadah yang sebenarnya adalah yang berasal dari rasa kehambaan. Kalau waktu beribadah itu kita tidak merasa hina dan tidak merasa hamba, tetapi merasa besar diri, sombong, marah, dengki, maka amalan lahir itu bukan lagi dinilai ibadah. Sama halnya dengan seorang kuli yang menghadap tuannya dengan rasa besar diri, dengan bercekak pinggang. Bukankah lebih baik bila ia tidak mengadap, sebab tentu akan menimbulkan kemarahan tuannya.

Hidup bukan untuk dunia tetapi hidup untuk Allah dan untuk mencari bekal kembali ke Akhirat. Untuk tujuan itulah kita dikurniakan Allah pendengaran dan penglihatan. Gunakanlah keduanya sebaik mungkin sebagai alat untuk sampai kepada tujuan yang diredhai-Nya. Mari kita ubati hati kita dengan menjaga pandangan dan pendengaran hanya kepada yang dapat mengingatkan kita kepada Allah, merasa takut pada-Nya dan untuk berbakti pada-Nya. Moga kita benar-benar menjadi pengembara ruh menuju Tuhan yang Maha Agung.

Popular posts from this blog

PUTERA BANI TAMIM DAN PERJUANGANNYA.

APA ITU PANJI-PANJI HITAM?

SIAPAKAH NUR MUHAMMAD?