Abid Dan Pejuang Adalah Jadual Hidup Mukmin.
Rasul SAW sangat memandu kita bagaimana menjadi abid dan pejuang ( رهبان بالليل وفرسان بالنهار ). Peranan abid dan pejuang ada nilai disisi Tuhan bilamana kita dapat mengekalkan rasa hamba.
Ada fikiran sebahagian umat Islam telah dirosakkan oleh Yahudi, ada yang berpendapat kita akan terkongkong atau hilang kebebasan bila ikut peraturan Tuhan. Padahal dalam kehidupan manusia tidak lepas dari peraturan. Bila tidak ikut peraturan Tuhan ertinya ikut peraturan manusia. Bahkan di dalam rumah atau keluarga kita pun tidak lepas dari peraturan. Kalau kita pindah ke rumah orang lain pun akan ada peraturan. Tentu kita akan lebih suka dengan peraturan yang dibuat oleh ayah kita di rumah daripada peraturan yang dibuat dalam rumah orang lain.
Mari kita meninjau kehidupan mereka yang berjaya mengikut disiplin dan peraturan Tuhan. Pada suatu hari, saat Madinah sunyi senyap, tiba-tiba datang debu yang sangat tebal berhamburan dari berbagai penjuru kota hingga nyaris menutupi langit Madinah. Debu kekuning-kuningan itu mulai mendekati pintu-pintu kota Madinah. Orang-orang menyangka itu ribut padang pasir, tetapi setelah itu mereka tahu bahwa itu adalah kafilah perniagaan yang sangat besar. Jumlahnya 700 unta penuh muatan yang memenuhi ruangan jalanan Madinah. Orang-orang segera keluar untuk melihat pemandangan yang menakjubkan itu, dan mereka bergembira dengan apa yang dibawa oleh kafilah itu berupa kebaikan dan rezki.
Ketika Ummul Mukminin Sayidatina Aisyah RHA mendengar suara kafilah-kafilah itu datang, maka dia bertanya, “Apa yang sedang terjadi di Madinah?” Ada yang menjawab, “Ini kafilah milik Abdur Rahman bin Auf yang baru datang dari Syam membawa barang perniagaan miliknya.”
Sayidatina Aisyah bertanya, “Rombongan dagangan membuat kekecohan seperti ini?” Mereka menjawab, “Ya, wahai Ummul Mukminin, rombongan ini berjumlah 700 unta.” Ummul Mukminin kemudian berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku bermimpi melihat Abdur Rahman bin Auf masuk surga dengan merangkak’.
Ada di antara sahabat menyampaikan berita ini kepada Sayidina Abdur Rahman bin Auf. Dia teringat bahwa dia pernah mendengar hadis ini dari Nabi SAW lebih dari sekali, dan dengan lafaz yang berbeza-beza. Ia pun melangkahkan kakinya menuju rumah Ummul Mukminin Aisyah RA dan berkata kepadanya, “Sungguh engkau telah menyebutkan suatu hadis yang tidak akan pernah aku lupa-kan.”
Kemudian ia berkata, “Aku bersaksi bahwa kafilah ini berikut muatan dan pelananya, aku infakkan di jalan Allah SWT.”
Muatan 700 unta itu pun diagih-agihkan kepada penduduk Madinah dan sekitarnya. Itulah Sayidina Abdur Rahman bin Auf, seorang pedagang berjaya, orangnya kaya raya, mukmin yang mahir, yang menolak bila kekayaannya itu menjauhkannya dari iman dan perjuangan. Bagaimana tidak? Sedangkan ia adalah salah seorang dari lapan orang yang telah lebih dahulu masuk Islam, dan termasuk salah seorang yang diberi khabar gembira dengan syurga.
Hamba Allah yang sebenarnya, bangun tidur walaupun dia belum buat dosa, terus ingat dosa. Sayidina Umar, walaupun dikatakan oleh Rasulullah SAW kalau ada nabi lagi setelah aku, maka Umar menjadi nabi, dan kalau Umar lalu di satu jalan, maka syaitan tidak lalu di jalan itu, tapi hati Saiyidina Umar makin takut dengan Tuhan. Ketika mengambil air wudhu mukanya sudah pucat.
Itulah orang Tuhan ( Rijalullah ), yang walaupun dekat dengan Tuhan tapi dia rasa jauh dengan Tuhan.
Ya Allah Anugerahkanlah kepadaku rasa takut, anugerahkanlah rasa cinta pada Mu dan cinta Mu pada ku. anugerahkan rasa redha aku terhadap Mu dan redha Mu terhadap ku. aku mengharap Rahmat Mu tuhan. Ya Allah atas kesalahan ku ampunilah aku.
Ada fikiran sebahagian umat Islam telah dirosakkan oleh Yahudi, ada yang berpendapat kita akan terkongkong atau hilang kebebasan bila ikut peraturan Tuhan. Padahal dalam kehidupan manusia tidak lepas dari peraturan. Bila tidak ikut peraturan Tuhan ertinya ikut peraturan manusia. Bahkan di dalam rumah atau keluarga kita pun tidak lepas dari peraturan. Kalau kita pindah ke rumah orang lain pun akan ada peraturan. Tentu kita akan lebih suka dengan peraturan yang dibuat oleh ayah kita di rumah daripada peraturan yang dibuat dalam rumah orang lain.
Mari kita meninjau kehidupan mereka yang berjaya mengikut disiplin dan peraturan Tuhan. Pada suatu hari, saat Madinah sunyi senyap, tiba-tiba datang debu yang sangat tebal berhamburan dari berbagai penjuru kota hingga nyaris menutupi langit Madinah. Debu kekuning-kuningan itu mulai mendekati pintu-pintu kota Madinah. Orang-orang menyangka itu ribut padang pasir, tetapi setelah itu mereka tahu bahwa itu adalah kafilah perniagaan yang sangat besar. Jumlahnya 700 unta penuh muatan yang memenuhi ruangan jalanan Madinah. Orang-orang segera keluar untuk melihat pemandangan yang menakjubkan itu, dan mereka bergembira dengan apa yang dibawa oleh kafilah itu berupa kebaikan dan rezki.
Ketika Ummul Mukminin Sayidatina Aisyah RHA mendengar suara kafilah-kafilah itu datang, maka dia bertanya, “Apa yang sedang terjadi di Madinah?” Ada yang menjawab, “Ini kafilah milik Abdur Rahman bin Auf yang baru datang dari Syam membawa barang perniagaan miliknya.”
Sayidatina Aisyah bertanya, “Rombongan dagangan membuat kekecohan seperti ini?” Mereka menjawab, “Ya, wahai Ummul Mukminin, rombongan ini berjumlah 700 unta.” Ummul Mukminin kemudian berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku bermimpi melihat Abdur Rahman bin Auf masuk surga dengan merangkak’.
Ada di antara sahabat menyampaikan berita ini kepada Sayidina Abdur Rahman bin Auf. Dia teringat bahwa dia pernah mendengar hadis ini dari Nabi SAW lebih dari sekali, dan dengan lafaz yang berbeza-beza. Ia pun melangkahkan kakinya menuju rumah Ummul Mukminin Aisyah RA dan berkata kepadanya, “Sungguh engkau telah menyebutkan suatu hadis yang tidak akan pernah aku lupa-kan.”
Kemudian ia berkata, “Aku bersaksi bahwa kafilah ini berikut muatan dan pelananya, aku infakkan di jalan Allah SWT.”
Muatan 700 unta itu pun diagih-agihkan kepada penduduk Madinah dan sekitarnya. Itulah Sayidina Abdur Rahman bin Auf, seorang pedagang berjaya, orangnya kaya raya, mukmin yang mahir, yang menolak bila kekayaannya itu menjauhkannya dari iman dan perjuangan. Bagaimana tidak? Sedangkan ia adalah salah seorang dari lapan orang yang telah lebih dahulu masuk Islam, dan termasuk salah seorang yang diberi khabar gembira dengan syurga.
Hamba Allah yang sebenarnya, bangun tidur walaupun dia belum buat dosa, terus ingat dosa. Sayidina Umar, walaupun dikatakan oleh Rasulullah SAW kalau ada nabi lagi setelah aku, maka Umar menjadi nabi, dan kalau Umar lalu di satu jalan, maka syaitan tidak lalu di jalan itu, tapi hati Saiyidina Umar makin takut dengan Tuhan. Ketika mengambil air wudhu mukanya sudah pucat.
Itulah orang Tuhan ( Rijalullah ), yang walaupun dekat dengan Tuhan tapi dia rasa jauh dengan Tuhan.
Ya Allah Anugerahkanlah kepadaku rasa takut, anugerahkanlah rasa cinta pada Mu dan cinta Mu pada ku. anugerahkan rasa redha aku terhadap Mu dan redha Mu terhadap ku. aku mengharap Rahmat Mu tuhan. Ya Allah atas kesalahan ku ampunilah aku.